Proses Impor yang Merugikan Bangsa


Besarnya kekayaan alam Indonesia seakan tidak bermanfaat untuk warga . Indonesia tak dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya sendiri. Impor selalu sebagai langkah pemerintah seakan tak mau susah.

Kegelisahan ketergantungan dalam pihak asing selalu sebagai kekhawatiran warga . Pasalnya, Indonesia masih sering mengikuti & mendengarkan negara-negara asing yang mengamankan kepentingannya setiap menghadapi perkara.

"Bangsa Indonesia saat ini alami kekurangan kedaulatan. Lihat saja akhir-akhir ini kita didikte kepentingan asing mengenai bagaimana cara menjalankan demokrasi, bagaimana cara melaksanakan HAM, & didikte saat kita mengelola kekayaan alam, bahkan model pemimpin pun didikte," ujar kepala lembaga Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB), Suryo Susilo.

Baca juga: ciri - ciri blog yang dicintai mbah google

Suryo menilai, pemerintah gak perlu mendengar segala masukan dari bangsa lain dalam mengerjakan roda pemerintahan atau menuntaskan suatu masalah . Karena, negeri ini mempunyai kemampuan berdasarkan karakter kebangsaan.

" masysarakat Indonesia mengerti demokrasi, HAM, bahkan kita mampu mengelola asal daya alam kita sendiri," kata ia.

Ambil contoh ketidakberdayaan Indonesia dalam rapikan kelola langit. Waktu itu, pengaturan lalu lintas udara atau Air Traffic System Provider (ATS) masih berada dalam bawah kendali negara Singapura. Dari tahun1996, Indonesia sudah menyerahkan wewenang ATS dalam Singapura sebab waktu itu Indonesia belum bisa menyelenggarakan ATS sendiri.

Mantan kepala Staf Tentara Nasional Indonesia AU, Marsekal (purn) Chappy Hakim pernah mengkritisi masalah ini. Lewat website pribadinya Chappy menulis persoalan ini.

"Indonesia seharusnya menjadi negara yang jauh lebih besar dengan bertindak menjadi negara yang mempunyai otoritas pengaturan udara pada atas negara- negara mini pada sekitarnya, bukan kebalikannya," tulis pensiunan bintang jenderal empat ini.

Chappy jua mempertanyakan motif Singapura yang mempertahankan meninggal-matian pengaturan ATS ini. Chappy menduga terdapat kepentingan militer pada baliknya.

Masalah soal kedaulatan ini jua pernah dikeluhkan Tentara Nasional Indonesia AU. Waktu itu Panglima Komando Operasi Tentara Nasional Indonesia AU I, Marsekal Muda Tentara Nasional Indonesia Eddy Suyanto mengakui Bila wilayah Batam dan sekitarnya masih mengandalkan pengaturan kemudian lintas udara dari Singapura. Seharusnya hal ini tidak terjadi karena Indonesia harus berdaulat dalam daerah udaranya sendiri.

Langit Indonesia merupakan satu contoh dari beberapa kemaslahatan negara yang wajib 'tunduk' pada negara lain. Di luar itu terdapat produk-produk pada Tanah Air yang bergantung pada negara lain seperti bangsa ini telah kehilanggan jati dirinya.

Baca juga: lagu yang terbaik dan paling enak didengar

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Proses Impor yang Merugikan Bangsa"

Post a Comment